Saat kita masih kecil mungkin sering denger kalimat ini
"Udah maghrib, sana ngaji biar dapet pahala"
"Setiap ayat yang dibaca berpahala 1. Jika berwudhu, berlipat puluhan. Jika di bulan puasa, berlipat ratusan"
Dapet pahala memang baik tapi gua selalu merasa aneh, kenapa kok ya rasanya kita dididik jadi umat untuk jadi pamrih? Ngaji biar dapet pahala? Gua pengen ngaji karena gua pengen tahu Allah bilang apa. Dapet pahala bagus, tapi jangan sampe kita ibadah untuk dapet pahala.
Mengajilah agar kita tahu apa pesan yang Alah ingin sampaikan.
nah karena kita bukan orang arab. Bacalah artinya.
"Arti Dari Bahasanya"
Mengaji berasal dari kata dasar Kaji. Artinya, menganalisis secara menyuluruh dari segala aspek. Tapi apa yang kita lakukan sekarang? Kita hanya membaca Qur'an. Bukan meng-kaji Qur'an. Gua bisa bilang gini karena 99% umat islam non-arab yang gak bisa bahasa arab, hanya baca Qur'an tanpa baca artinya.
Abis amin, udah selesai.
Ada rasa lega di dalam hati. Bagus.
Ada rasa dekat dengan Allah. Bagus.
Ada pahala yang didapat. Bagus.
Tapi seharusnya kita bisa dapat lebih dari itu jika berusaha lebih. Baca lah artinya dan kita aka tahu apa yang Allah firmankan pada kita. Bacalah artinya dan kita akan menemukan banyak ilmu di dalamnya.
Contoh betapa memalukannya umat islam karena kita hanya baca Qur'an dan tidak memng-kaji Qur'an.
--Poligami--
kita umat Islam tahu Allah membolehkan poligami tapi tidak mengerti kenapa dibolehkan. Allah menurunkan ayat untuk berploigami hanya setelah perang badar di tahun 600 AD. Saat itu banyak janda perang yang tidak terurus dan saat itu hukum budaya Arab adalah ketika suami meninggal, hartanya pergi ke keluara suami dan sang janda beranak 4 itu tidak dapat apa-apa.
Nabi sendiri selalu monogamis dengan istri pertamanya sampai dia meninggal. Nabi hanya berpoligami setelah ayat itu turun dan memberi contoh pada umatnya untuk mengambil janda perang. Dia juga menggunakan poligami untuk tujuan politik saja. Dengan mengawini anak-anak kepala suku, situasi jadi stabil karena semua kepala suku tidak akan berani berperang melawannya. Ini memberikan dia waktu untuk mengajarkan ajarannya.
Kemudian ada pertanyaan, "Kalo kasian sama janda perang, kenapa gak disantuni aja, kenapa boleh dinikahi? Karena setiap manusia memiliki harga diri. Kita gak mungkin mengasihani janda seumur hidup. Janda juga manusia yang memiliki hak mencintai dan dicintai. Hak untuk merasa dan menjalani hidup. Ini susah dilakukan di tempat perang di mana banyak pria meninggal dan demografi gak seimbang, boleh poligami. Bayangkan kalau kita jadi janda di Iraq. Laki-laki gak ada udah abis. Mungkin mereka bisa single parent tapi tetep aja hampa gak ada cinta.
Gua sendiri gak setuju dengan poligami di Indonesia. Kita gak perang, gak kurang laki, jadi ya gak perlu poligami dong.
Kalo Aa Gym dan pelaku poligami lainnya di Indonesia, memang benar mau poligami demi ibadah, mestinya mereka dan istrinya pergi ke Afganishtan, cari janda perang dan nikahi janda itu. Itu lah berpoligami yang benar.
Semua ini ada di Qur'an tapi kita gak tahu. Kenapa? Karena kita gak bisa baca arab kuno. Kita hanya baca Qur'an tanpa meng-kaji artinya. Di saat kita gak kaji, pesan terhambat. Bagaimana kita bisa meng-kaji sesuatu kalau artinya gak kita baca?
Bagaimana kita bisa mengerti apa yang Allah berusaha pesankan pada kita kalau kita gak ngerti bahasa arab dan gak berusaha membaca artinya?
Membaca Quran bagus, PASTI.
Dapet pahala, INSYA 4WI.
Tapi kalo gak baca artinya tetep aja pesan Allah terhambat di translasi yang gua gak baca.
"Arti Dari Konsepnya'
Santri jaman sekarang sepertinya gak kalah dengan santri jaman sekarang. Sama-sama hafal Quran. Lantas kenapa santri Andalusia jaman dulu bisa memecahkan trigonomteri untuk mengonstruk bangunan sedang santri indonesia jaman sekarang belum tentu tau apa arti trigonomteri. Sedangkan mahasiswa ITB yang hafal trigonometri belum tentu hafal Quran.
Kenapa?
Ini karena jaman dulu, Al-Quran memiliki 2 fungsi:
- Rujukan agama
- Rujukan pengetahuan
Kita jaman sekarang telah dengan bodohnya berhasil memisahkan keduanya.
Mau tau agama? Ada ratusan bahkan ribuan bedah Qur'an di mesjid se Indonesia.
Mau belajar advance physics??
sekarang gua tanya, waktu mau ujian trogonometri dulu, pada buka Qur'an? :D
Salah kita sendiri gua rasa yang menempatkan Qur'an sebagai tool agama dan bukan tool untuk science.
Science dalam Al-quran ada 2 macam:
1. Tersurat. Ini artinya Allah bener-bener jelasin.
2. Tersirat. Allah menyiatkan saja dan menuntut umatnya membedah lebih lanjut.
Contoh:
babi haram. Semua tahu, di Qur'an ada.
Tapi kalo orang lain tanya kenapa haram, kita bengong.
kemudian orangitu akan tanya: kenapa kita menjalani sesuatu yang kita sendiri gak tau kenapa.
*Bikin malu umat sendiri. aaaarrrrggghhhh
Seorang profesor di Egypt sudah memecahkan ini. Babi adalah satu-satunya mamalia yang memiliki ginjal tidak sempurna. Darah kotor mamalia berisi urea yang beracun. Urea ini oleh ginjal mamalia disaring 98%.
Dalam tubuh babi kebalikannya. Ginjal babi hanya menyaring 2% urea. Artinya 98% urea dalam darah tetap dalam darah dan terseap ke dagingnya.
Bukankah darah kotor bisa dikeluarkan melalui penyembelihan di leher?
Yups, tapi sayangnya lagi, babi adalah satu-satunya mamalia yang tidak memiliki leher.
Yah itu sedikit uneg-uneg gua akan kehidupan sosial dan spiritual kita.
Tidak adanya kesadaran dari kita untuk membaca arti dari pesan-pesan Allah telah mereduce kita sendiri menjadi umat yang mengikuti larangan tanpa tau kenapa.
Jumat, 09 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Aku suka postingan ini, keren!hahaha
Posting Komentar